Rabu, 07 Maret 2012

Beberapa potensi lahan basah Tulang Bawang Barat

Lahan basah Tulang Bawang Barat tepatnya rawa kandis yang terbentang luas dari kampung Bujung Dewa hingga kampung tua Pagar Dewa menyimpan banyak misteri khususnya potensi keanekaragaman hayati yang menantang para petugas / pemerhati konservasi untuk segera mencari tahu kebenarannya. Pada tanggal 27 Februari s.d 7 Maret 2012, beberapa petugas Balai KSDa Lampung diutus ke lokasi tersebut untuk melakukan inventarisasi. Petugas Balai KSDA Lampung yang didampingi oleh beberapa tenaga ahli dari Universitas Lampung, LSM, Dinas Kehutanan Tulang Bawang Barat dan penduduk setempat saat melakukan inventarisasi yang terpusat di Kampung Bujung Dewa dan Kampung Pagar Dewa. Sebanyak 6 (enam) tim yang diturunkan ke lokasi dan masing-masing dibagi ke enam tempat yang berbeda dengan luas lingkaran lokasi survei untuk setiap titik pengamatan adalah 300 m.

Masing-masing tim mengamati 6 titik dengan pengulangan sebanyak 2 kali (pagi-sore) dan mencatat seluruh potensi / jenis yang ditemui dari satwa yang terkcil sampai terbesar. Dari hasil yang dikumpulkan selama kegiatan inventarisasi tersebut, rata-rata potensi yang sering ditemukan adalah jenis burung air antara lain burung Pecuk Ular, Bangau Tong-Tong, Kirik-Kirik Biru, Kirik-Kirik Laut, Belibis. Jenis yang lainnya adalah Perkutut, Ular, Biawak, Buaya, ikan, belut, lele dan binatang kecil lainnya yang mempunyai fungsi dan peranannya masing-masing untuk keberlangsungan keseimbangan ekosistem. Sedangkan vegetasi yang mendominasi di daerah tersebut adalah alang-alang rawa, bambu-bambuan, rengas, gelam / melaleuca leucadendron dll. Menurut informasi dari masyarakat khususnya masyarakat yang sering mencari ikan di lokasi tersebut adalah selama ini satwa yang sering ditemui adalah burung air, buaya, ikan, babi, monyet, menjangan. Bahkan ada informasi warga (belum tentu benar) bahwa mereka juga sering menemukan bebek rimba / itik liar (cairina scutulata) yang termasuk salah satu jenis satwa liar yang sangat langka di dunia saat ini.

Kegiatan inventarisasi akhirnya berjalan lancar dan selesai tepat waktu sesuai dengan harapan yang diinginkan, meskipun ada beberapa cerita di awal kedatangan tim yang membuat para petugas harus ekstra hati-hati saat di lapangan karena lokasi tersebut cukup angker. Namun tim sangat berterima kasih kepada masyarakat di kedua kampung ini karena mau menerima kehadiran petugas bahkan mendampingi langsung di lapangan dari awal hingga selesai. Cerita tersebut mungkin ada benarnya, setidaknya inti dari semua cerita itu adalah sebuah nasehat supaya tetap mengingat pepatah kuno "di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung". by: --sx--.