Peninsula, Jakarta. Kegiatan self assessment dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 1-3 Mei 2012 di HOTEL peninsula, Jakarta dan praktek di TSI Cisarua, bogor Jawa Barat. Kegiatan pada hari pertama yakni tanggal 1 Mei 2012 adalah diawali dengan registrasi kemudian dilanjutkan dengan pembukaan kegiatan bimbingan teknis penilaian internal Lembaga Konservasi (self assessment) yang dibuka langsung oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati. Kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta yang berasal dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) utamanya Balai Besar/Balai KSDA lingkup Departemen Kehutanan yang berada di bawah Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam yang wilayah kerjanya terdapat Lembaga Konservasi.
Dalam sambutannya, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati mengatakan bahwa Lembaga Konservasi adalah lembaga yang bergerak di bidang konservasi tumbuhan dan atau satwa liar di luar habitatnya (ex-situ) yang berfungsi untuk pengembangbiakan atau penyelamatan tumbuhan dan atau satwa dengan tetap menjaga kemurnian jenis guna menjamin kelestarian keberadaan dan pemanfaatannya. Seiring dengan bertambahnya minat masyarakat untuk berinvestasi di bidang konservasi dalam bentuk Lembaga Konservasi, maka perlu dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) aparatur yang memadai dan handal di bidangnya agar mampu memberi pelayanan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang aparatur negara untuk mewujudkan tujuan dan prinsip-prinsip konservasi.
Tujuan Bimtek yang diadakan bagi petugas dari Balai Besar/Balai KSDA adalah agar memiliki kemampuan, pengetahuan dan dasar untuk memberikan evaluasi terhadap pengelola lembaga konservasi serta mendampingi para pengelola saat melakukan penilaian internal di lembaga konservasi yang dimilikinya.
Setelah acara pembukaan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh beberapa narasumber yakni tentang Renstra Direktorat KKH, CITES Permit dan tanya jawab.
Pelaksanaan kegiatan pada hari kedua tanggal 2 Mei 2012 adalah penyampaian informasi dan pengetahuan baru di bidang pengelolaan lembaga konservasi yang disampaikan oleh beberapa narasumber dengan judul Lembaga Konservasi, Bisnis Lembaga Konservasi, Zoo Marketing, Konseps Penilaian dan Pengelolaan Berkelanjutan Lembaga Konservasi, Administrasi Lembaga Konservasi, Pemberdayaan Masyarakat, Pengelolaan SDM, Pengelolaan Penunjang, Manajemen Koleksi dan Perawatan Satwa di Lembaga Konservasi serta dilanjutkan dengan tanya jawab.
Inti dari semua materi tersebut di atas adalah bagaimana mengelola lembaga konservasi dengan baik, konsep dan strategi pemasaran konservasi, menjadi sarana edukasi bagi masyarakat umum mengenai konservasi dan sarana rekreasi konservasi yang sehat. Semuanya itu harus memperhatikan satwa dengan baik agar memenuhi 5 (lima) kesejahteraan satwa atau animal welfare yang sering dikenal dengan ”five freedom” / 5 (lima) kebebasan satwa yakni bebas dari kelaparan dan kehausan, bebas dari rasa sakit, penyakit dan luka, bebas dari ketidaknyamanan suhu dan fisik, bebas mengespresikan tingkah laku secara normal serta bebas dari rasa takut dan menderita.
Pelaksanaan kegiatan pada hari ketiga tanggal 3 Mei 2012 adalah melakukan kunjungan / praktek lapang / field trip ke Taman Safari Indinesia di Cisarua, Jawa Barat. Pada praktek lapang ini peserta diberi kesempatan untuk melihat secara langsung pengelolaan satwa di lembaga konservasi dalam bentuk safari ini, kemudian melakukan penilaian berdasarkan panduan yang ada sesuai dengan kelompok yang telah dibagi-bagi oleh panitia. Secara umum peserta dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok yaitu ada kelompok yang khusus mengamati dan mengevaluasi serta melakukan penilaian terhadap pengelolaan satwa koleksi jenis gajah yakni mulai dari kandang, pakan, petugas, maupun penanganannya serta fasilitas pendukung lainnya baik medis maupun non medis. Selain kelompok yang menilai pengelolaan gajah, kelompok lainnya adalah kelompok yang menilai Jerapah, Harimau dan Burung. Dari data yang dikumpulkan dari kunjungan ke lapangan ini kemudian dilakukan diskusi untuk menentukan kesimpulan apakah pengelolaannya buruk, kurang, cukup, baik ataukah memuaskan sesuai dengan petunjuk atau format penilaian internal / self assessment yang ada.
Berdasarkan hasil kesimpulan dari masing-masing kelompok, ternyata pengelolaan satwa di Taman Safari Indonesia adalah memuaskan yang artinya pengelolaan satwa di lembaga konservasi ini telah memenuhi prinsip kesejahteraan satwa, meskipun ada beberapa hal yang menjadi masukan dari peserta untuk pengelola / manajemen yakni terkait beberapa SOP yang belum maksimal diterapkan. Secara umum, Taman Safari Indonesia mempunyai kepedulian konservasi yang sangat tinggi dan lembaga konservasi ini berdasarkan hasil penilaian Tim Penilai pada tahun 2011 mendapat predikat tertinggi yakni huruf mutu A.
Lembaga Konservasi yang telah dilakukan penilaian pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :
No.
|
Lembaga Konservasi
|
Huruf
Mutu
Predikat
|
1.
|
PT. Taman Safari Indonesia (TSI I Cisarua)
|
A
|
2.
|
BLUD Taman Marga Satwa Ragunan (TM Ragunan)
|
B
|
3.
|
Yayasan Margasatwa Tamansari Bandung Zoological Garden (Kebun Binatang Taman sari Bandung)
|
B
|
4.
|
PT. Taman Safari Indonesia (Bali Safari and Marine Park)
|
A
|
5.
|
PT. Bunga Wangsa Sedjati (Jawa Timur Park)
|
B
|
6.
|
PT. Bumi Lamongan Sejati (Maharani Zoo dan Goa Lamongan)
|
B
|
7.
|
PT. Unitwin Indonesia (Taman Hewan Pematang Siantar)
|
B
|
8.
|
Yayasan Gembira Loka (Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka)
|
B
|
9.
|
PT. Taman Impian Jaya Ancol (Gelanggang Samudra)
|
A
|
10.
|
PT. Sea World Indonesia
|
B
|
11.
|
PT. Wisata Reksa Gajah Perdana (Elephant Safari Park Taro Bali)
|
B
|
12.
|
PT. Taman Burung Citra Bali (Bali Bird Park)
|
B
|
13.
|
Rahmat Foundation (Rahmat International Wildlife Museum and Gallery)
|
B
|
Unsur-unsur yang dinilai pada lembaga konservasi tersebut di atas adalah meliputi Administrasi dan fasilitas pengelolaan, Pengelolaan Satwa / Spesimen, Fasilitas Pengunjung, Konservasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Sumber Daya Manusia, Keberlanjutan (Sustainability).
Setelah selesai pemaparan dan kesimpulan hasil paraktek lapang dari masing-masing kelompok, acara dilnajutkan dengan arahan dari ketua umum PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia) bapak Dr. H. Rahmat Sah mengenai peran PKBSI di bidang konservasi kemudian penutupan.
===BY. NINO===