Minggu, 05 Oktober 2014

PELUANG PENGEMBANGAN EKOSWISATA PADA PENANGKARAN RUSA TIMOR DI TAHURA WAN ABDUL RACHMAN


  
Penangkaran satwa liar adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan spesimen tumbuhan dan satwa liar dalam jumlah, mutu, kemurnian jenis dan keanekaragaman genetik yang terjamin, untuk kepentingan pemanfaatan sehingga mengurangi tekanan langsung terhadap populasi di alam serta mendapatkan kepastian secara administratif maupun secara fisik bahwa pemanfaatan spesimen tumbuhan atau satwa liar yang dinyatakan berasal dari kegiatan penangkaran adalah benar-benar dari kegiatan penangkaran.

Mengingat konservasi adalah tanggung jawab pemerintah dan masyarakat maka berbagai upaya terus dilakukan untuk menyelamatkan dan melestarikan keanekaragaman hayati dan salah satunya adalah dengan penangkaran. Di Provinsi Lampung sudah ada upaya penangkaran untuk penyelamatan satwa liar khususnya jenis rusa. Saat ini di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman terdapat penangkaran Rusa Timor (Cervus timorensis) dan hal ini dilakukan bertujuan untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Peluang penangkaran Rusa Timor (Cervus timorensis) di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman yang terletak di Kelurahan Sumber Rejo, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung ini untuk dikembangkan menjadi ekowisata sangatlah memungkinkan sebab keberadaannya tidak jauh dari pusat kota Bandar Lampung yakni hanya sekitar 15 menit dari pusat kota Bandar Lampung. Penangkaran ini sudah memiliki ijin penangkaran dari Balai KSDA Lampung dengan SK Nomor : SK. 245 / BKSDA.L/1.Prl/2012 tanggal 7 Desember 2012.

Kandang penangkaran rusa ini masih tersedia pakan alami sehingga aktivitas alamiahnya seperti mencari makan, minum, berteduh dan bereproduksi masih terjadi secara alami. Dalam kandang rusa dilewati satu aliran sungai kecil yang menambah indahnya kondisi alami kandang yang didukung dengan pohon sebagai pelindung rusa, ruang alami untuk bermainnya rusa (jelajah), rumput dan perdu yang merupakan pakan alami rusa. Meskipun ketersediaan pakan alami dalam kandang tersebut diyakini mencukupi namun tetap ada pakan Drop-In yang dapatkan dari kelompok tani di sekitar lokasi penangkaran sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat setempat.

Peluang pengembangan ekowisata pada penangkaran rusa ini sangat memungkinkan karena di lokasi ini sudah tersedia tempat parkir yang memadai,  WC umum dan kantor untuk pelayanan pengunjung. Dalam kandang penangkaran ini terdapat jembatan penyebarangan yang menghubungkan pengunjung dengan jalan setapak untuk melakukan jelajah sambil mengamati proses kehidupan rusa yang sungguh-sungguh terjadi secara alami mulai dari makan, mengunyah (memamah), minum, berlari, berteduh, bahkan sampai pada proses perkawinan (jika pas musim kawin).
Upaya konservasi ek-situ ini akan terus dikembangkan agar bermanfaat bagi kelestarian jenis khususnya Rusa Timor (Cervus timorensis), manfaatn sosial dan ekonomi masyarakat dengan terbentuknya suatu sistem ekowisata yang baik dan berkelanjutan.



Semoga Bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbagi informasi untuk konservasi